Jumat, 14 Desember 2012
zee: HIRARKI BUDAYA KERJA
zee: HIRARKI BUDAYA KERJA: HIRARKI BUDAYA KERJA 1.Pengertian Hirarki Budaya Kerja Menurut bahasa Hirarki berarti urutan tingkatan atau jenjang jabatan [1]...
HIRARKI BUDAYA KERJA
HIRARKI BUDAYA KERJA
1.Pengertian Hirarki Budaya Kerja
Menurut bahasa Hirarki berarti urutan
tingkatan atau jenjang jabatan[1].
Sedangkan
arti budaya secara harfiah berasal dari
bahasa latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah,mengolah
memelihara ladang (menurut soerjanto Poespowardojo 1993 ).
Menurut
The american herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai
suatu keseluruhan daripola perilaku yang di kirimkan melalui kehidupan
sosial,seni,agama,kelembagaan dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari
suatu kelompok manusia.
Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan
sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belaja
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga
pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap
menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud
sebagai kerja. (Sumber : Drs. Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM )
Jadi Hirarki Budaya kerja adalah tingkatan atau
jabatan yang di dasari dari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
sifat,kebiasaan juga pendorong yang di budayakan dalam hal ini adalah
sikap,perilaku,pandangan serta tindakan yang terwujud dalam satu bentuk nyata
pekerjaan.
2.0rganisasi kerja (Budaya kerja)
Budaya kerja adalah suatu
falsafah yang di dasari, pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
sifat,kebiasaan dan juga pendorong yang di budayakan dalam suatu kelompok dan
tercermin dalam sikap menjadi perilaku,cita-cita,pendapat,pandangan serta
tindakan yang terwujud sebagai kerja.(sumber : Drs.Gering Supriyadi,MM dan Drs.Tri
Guno,LLM)
Budaya organisasi atau budaya
kerja menurut Stephen P.Robbins (2003:525)adalah sebuah persepsi umum yang di
pegang oleh anggota organisasi,suatu sistem tentang keberartian bersama.Budaya
organisasi berkepentingan dengan bagaimana pekerja merasakan karakteristik
suatu budaya organisasi,tidak dengan apakah seperti mereka atau tidak.
Budaya organisasi berkaitan
dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi ,dan
tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau
tidak.Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif bukan seperti kepuasan kerja
yang lebih bersifat evaluative.
Penelitian menunjukan bahwa
ada tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan merupakan hakikat budaya
organisasi.
a.
Inovasi dan
keberanian mengambil resiko.Sejauh mana karyawan di dorong untuk bersikap
inovatif dan berani mengambil resiko.
b.
perhatian
pada hal-hal rinci.Sejauh mana karyawan di harapkan menjalankan
presisi,analisis,dan perhatian pada hal-hal detail.
c.
Orientasi
hasil.Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan
proses yang di gnakan untuk mencapai hasil tersebut.
d.
Orientasi
orang.Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen efek dari hasil tersebut atas
orang yang ada di dalam organisasi.
e.
Orientasi
tim Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada
individu-individu.
f.
Keagresifan.Sejauh
mana orang yang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
g.
stabilitas.sejauh
mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan di pertahankannya status quo dalam
perbandingannya dalam pertumbuhan.
3.Organisasi Masyarakat
Organisasi massa atau di
sngkat ormas adalah suatu istilah yang di gunakan di Indonesia untuk bentuk
organisasi berbasis massa yang tidak bertujuan politis.Bentuk organisasi ini di
gunakan sebagai lawan dari istilah partai politik.Ormas dapat di bentuk berdasarkan
beberapa kesamaan atau tujuan,misalnya agama,pendidikan,sosial.
Definisi organisasi
kemasyarakatan di tetapkan dalam pasal 1 :
Yang di maksud dengan organisasi masyarakat adalah organisasi yang di
bentuk oleh anggota masyarakat Warganegara republic Indonesia secara sukarela
atas dasar kesamaan kegiatn,profesi,fungsi,agama,dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa,untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai
tujuan nasional dan wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
Salah satu fungsi berdasarkan
pasal 5 d adalah sebagai sarana penyalur
aspirasi anggota dan sebagai sarana komunikasi sosial timbale balik antar
anggota dan atau antar organisasi kemasyarakatan dan antara organisasi
kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial politik,badan
permusyawaratan/perwakilan rakyat,dan pemerintah.[2]
4.Budaya Masyarakat
Kebudayaan sangat errata
hubungannya dengan masyarakat.Melvilla J.Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat di tentukan
oleh kebudayaan yang di miliki oleh masyarakat itu sendiri.Istilah untuk
pendapat adalah Cultural-Determinisme.
Menurut Edward Burnett Tylor
,kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,yang di dalamnya terkandung pengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,hukum,adat
istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
a.Unsur Kebudayaan
menurut Bronislaw mengatakan
ada empat unsure pokok yang meliputi :
•
Sistem norma
sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
•
Organisasi
ekonomi
•
Alat-alat
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
•
Organisasi
kekuatan(Politik)
b.Wujud kebudayaan
Menurut J.J.Hoenigman,wujud kebudayaan di bedakan menjadi tiga:
•
Gagasan
(wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide,gagasan,nilai-nilai,norma-norma,peraturan dan sebagainya yang ifatnya
abstrak.Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pikiran
warga masyarakat.
•
Aktivitas(Tindakan)
Aktivitas adalah wujud
kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
itu.Wujud ini juga sering di sebut sistem sosial.
•
Artefak(karya)
Artrfak adalah wujud
kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktifitas,perbuatan dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba,di
lihat,dan di dokumentasikan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Robbins,Stephen
P.;Judge,Timothy A.(2008).Perilaku
Organisasi Buku 2,Jakarta:Salemba Empat.Hal.256
2. Deddy Mulyana
dan Jalaluddin Rakhmat.Komunikasi antar
Budaya:Panduan berkomunikasi dengan orang-orang berbeda Budaya.2006.Bandung:Remaja
Rosdakarya.Hal 25
PAUD ASSYIFA
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia
menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak
mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam
bidang pendidikan.
Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan
potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang luput dari Pengawasan
dan Kepedulian-Nya. merupakan tugas orang tua dan guru untuk dapat menemukan
potensi tersebut. Syaratnya adalah penerimaan yang utuh terhadap keadaan anak.
Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir
memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai
dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan
perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi
anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara
intelektual, emosional dan sosial.
Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan
anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun
berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di
lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor,
kognitif maupun sosialnya.
Untuk itu pendidikan
untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi)
dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga
sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan
adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini mulai lahir sampai baligh
(kalau perempuan ditandai menstruasi sedangkan laki-laki sudah mimpi sampai
mengeluarkan air mani) adalah tanggung jawab sepenuhnya orang tua. Menurut
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
1 butir 14, pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan
dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan
diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
a.
Tujuan utama: untuk
membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa.
b.
Tujuan penyerta: untuk
membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1
adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan
penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan
Anak Usia Dini
a. Infant (0-1 tahun)
b. Toddler (2-3 tahun)
c. Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
d. Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
2.
Landasan Yuridis Tentang PAUD
a.
Pembukaan UUD 1945 ; ‘Salah satu tujuan kemerdekaan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa.’
b.
Amandemen UUD 1945 pasal 28 C
’ Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
c.
UU No. 23/2002 Tentang
Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1)
’Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minta dan bakat.’
d. UU No 20/2003 pasal 28
1)
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar.
2) Pendidikan anak usia
dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal,
dan/atau informal.
3) Pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul
Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
4) Pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
5) Pendidikan anak usia
dini pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
3. MANAJEMN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
Sudah banyak para pakar telah mengemukakan tentang pengertian
manajemen, seperti James AF stoner yang mengemukakan bahwa “manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota oranisasi serta penggunaan semua sumber daya
yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di
tetapkan sebelumnya. Sementara menurut R Terry “ manajemen merupakan
suatu proses khas yag terdiri dari tindakan – tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran yang telah ditentukan mlalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya.”
Konsep manajemn berhubungan dengan pembagian tugas dan pelimpahan
wewenang atau tanggung jawab suatu pekerjaan, sedangkan pembagian tugas dan
pelimpahan wewenang tersebut secara normatif merupakan fungsi pimpinan.
Dengan demikian manajemn pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu
proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan, seperti guru,
sarana dan prasarana pendidikan, seperti perpustakaan, laboratorium, dsb untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
Tujuan manajemen PAUD adalah agar sistem yang ada dilembaga PAUD
dapat berjalan secara efektif dan efesien. Sistem pendidikan dapat dikatakan
bila program kegiatan belajar yang berlangsung didalamnya berfungsi dengan baik
dan mencapai tujuan instutionalnya, yaitu membantu anak meletakan dasar kearah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan
oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan
dan perkembangan selanjutnya. Apabila sebuah lembaga PAUD telah menjalankan
fungsi-fungsi tersebut maka lembaga itu telah berhasil mencapai tujuan yang
sebenarnya.
4.
Program Pendidikan Bagi Anak Usia Dini
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1992 tentang pendidikan pra-sekolah,
pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa “bentuk satuan pendidikan pra-sekolah
meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan Penitipan Anak serta bentuk
lain yang diterapkan oleh Menteri.
a.
Kelompok Bermain
Pendidikan dini bagi
anak-anak usia pra-sekolah (3-6 tahun) merupakan hal yang penting, karena pada
usia ini merupakan masa membentuk dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan
berfikir, kecerdasan, keterampilan serta kemandirian maupun kemampuan
bersosialisasi. Pada dasarnya dunia anak adalah dunia fundamental dari
perkembangan manusia menuju manusia dewasa yang sempurna. Disadari bahwa
generasi merupakan generasi penerus yang perlu dibina sejak dini, karenanya
pembinaan sejak dini merupakan tanggung jawab keluarga dan masyarakat.
Pembinaan anak usia pra-sekolah terutama peranan keluarga sangat menentukan.
Menurut Peraturan Pemerintah No 27 tahun
1990 tentang pendidikan pra-sekolah, Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk
usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain, yang juga
menyelenggarakan pendidikan pra-sekolah bagi anak usia 3 tahun sampai memasuki
pendidikan dasar.
Selama tahun pra-sekolah, taman
kanak-kanak, pusat penitipan anak-anak dan kelompok bermain semuanya menekankan
permainan yang memakai mainan. Akibatnya baik sendiri atau berkelompok mainan
merupakan unsure yang penting dari aktivitas bermain anak. Bermain dengan
teman-teman sebayanya, anak dirangsang dalam kemampuan mental seperti
kecerdasan, kreativitas, kemampuan sosial yang sangat bermanfaat pada masa kini
dan masa yang akan datang. Kegiatan bermain memiliki arti positif terhadap
perkembangan sosial anak. Seperti yang dikemukakan oleh Zulkifli bahwa dengan
berman mereka lebih banyak mengenal benda-benda yang berguna bagi perkembangan
sosialnya. Hal ini dapat terlihat dengan mengenal benda seperti mobil dapat
mengembangkan rasa sosial anak dimana benda tersebut dapat membantu orang lain
eprgi kesuatu tempat tertentu. Secara lebih jauh dapat dilihat dengan adanya
perkembangan teknologi menunjukan makin menariknya teknis dan permainan
elektronik bagi anak yang ditunjang oleh situasi dan kondisi dimana anak-anak
sulit mendapat teman sebaya untuk bersosialisasi sehingga anak dapat menonton
atau bermain sendiri tanpa memerlukan oranglain.
BAB III
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
ASSYIFA
1.
SEJARAH
PAUD
Paud
assyifa berdiri pada bulan maret 2011. Paud ini mulanya adalah salah satu
program sebuah yayasan, yaitu yayasan GUGAH NURANI INDONESIA yang begitu miris
melihat keadaan anak-anak di Kp. Tambun Rengas tempat yayasan ini berada.
Anak-anak usia dini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan yang
tidak mendukung perkembangannya. Padahal anak-anak ini berada pada usia
keemasan, usia dimana anak mampu menyerap dan menumbuhkembangkan kemampuan
kognitif dan psikomotorik anak secara maksimal. Tergugah dengan keadaan yang
demikian maka yayasan GNI mulai merencanakan membuat taman bermain bagi
anak-anak dilingkungan sekitar, dengan tujuan tentunya agar anak-anak tersebut
tidak hanya menghabiskan waktunya untuk bermain tapi juga bisa mengembangkan
kemampuan mereka sambil bermain di taman bermain ini. Seiring dengan
berjalannya waktu taman bermain ini kemudian berubah menjadi Pendidikan Anak
Usia Dini dengan nama Assyifa. Assyifa berarti obat, nama ini diambil dari nama
seorang wanita di zaman Rasulullah yang termasuk kaum Muhajirin pertama yang
masuk islam dia adalah asy-Syifa’ binti Abdullah bin Abdi Syams bin Khalaf bin
Sadad bin Abdullah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab al-Qurasyiyyah
al-Adawiyah. Wanita ini menjadi inspirasi nama PAUD ini karena beliau adalah
salah satu orang yang pertama kali mengajarkan membaca dan menulis bagi para
sahabat di zaman rasulullah. Dengan nama itu diharapkan PAUD ini juga menjadi
tempat yang bermanfaat sebagai tempat menimba ilmu yang bermanfaat khususnya
bagi anak-anak dilingkungan sekitar.selain itu Assyifa juga bermakna sebagai
obat. Dengan nama itu pula diharapkan
bahwa PAUD ini menjadi obat bagi warga sekitar dalam arti bisa menjadi sesuatu
yang bermanfaat dalam memperbaiki pola pikir dan perilaku warga sekitar
terutama para orang tua anak didik yang juga perlu pencerahan dan penuntunan
sikap ke arah yang lebih baik. Sebagai lembaga pendidikan yang baru seumur
jagung Paud Assyifa belum memiliki izin pendirian dari pemerintah. Tapi di
bawah naungan yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) maka paud ini bisa berjalan
secara baik dan apalagi bisa menggratiskn biaya pendidikan bagi anak-anak yang
mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di Paud ini.
2. PROFIL PAUD ASSYIFA
Nama :
Assyifa
Alamat :
Jalan Tambun Rengas Rt 01 Rw 07
Cakung Timur Jakarta Timur 13910
Ketua :
Munawaroh
3. MANAJEMEN PAUD ASSYIFA
a.
Pengelolaan
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Tenaga
pendidik Paud Assyifa berasal dari wilayah sekitar. karena GNI juga ingin
memberdayakan sumber-sumber daya manusia yang ada agar bisa lebih bisa terlatih
dan bermanfaat.
Berikut ini
adalah tenaga-tenaga pengajar di PAUD Assyifa :
1) Munawaroh
2) Iin Hilmiah
3) Silvi lutfiyah
4) Siti mahmudah
Tenaga-tenaga
pendidik ini rata rata memiliki latar pendidikan menengah keatas. Memang bukan
seorang sarjana tapi semangat sosial dengan ilmu yang dimiliki, para tenaga
pendidik ini menjadi orang-orang yang sangat bersemangat dalam mengembangkan
dan membangun Paud Assyifa.
b.
Peserta
didik
Peserta
didik dari Paud Assyifa adalah anak-anak warga sekitar. paud assyifa terdiri
dari 2 kelas, yaitu paud kelas A dan paud kelas B.
Jumlah
masing masing kelas adalah 20 orang.
c.
Sarana dan
prasarana
Sarana yang
ada di paud assyifa belum terlalu lengkap, mengingat paud ini juga belum lama
terbentuk, jadi sarana yang tersedia juga minim ini lebih dikarenakan paud ini
adalah paud bebas biaya dan dana diperoleh dari yayasan GNI. Sarana yang
tersedia adalah meja dan kursi, ruang kelas, papan tulis dan buku-buku, serta
sedikit mainan edukatif yang ada di paud assyifa.
e.
Pengelolaan
keuangan
Keuangan
paud assyifa saat ini ditanggung oleh yayasan Gugah Nurani indonesia. Dana ini
di dapat dari para donatur dalam dan luar negeri yaitu, korea, dan juga
sumbangan sukarela dari para orang tua murid.
f.
Struktur
organisasi paud Assyifa.
4.
YAYASAN GUGAH NURANI INDONESIA
a.
Tentang
GNI
Gugah Nurani Indonesia merupakan salah satu afiliasi dari Good Neighbors
International, sebuah organisasi non pemerintah internasional yang bergerak
dalam bidang kemanusiaan dan pembangunan dengan Status Badan Penasehat Umum
oleh UN ECOSOC.Good Neighbors mulai bekerja di Indonesia ketika bencana tsunami
melanda Sumatra, tepatnya di Aceh dan Sumatra Utara.Pada tanggal 11 Januari
2005, Good Neighbors mengirimkan total 64 dokter dan pekerja medis untuk
memberikan dukungan medis kepada para korban tsunami di Aceh, khususnya
Meulaboh dan Lhokseumawe.
Pada tahun 2006, Good Neighbors mendukung 200 anak-anak korban tsunami
dengan memberikan dukungan dana sekolah. Kesehatan dan sanitasi juga merupakan
fokus penting kami di tahun tersebut. Kami mengupayakan beberapa hal, seperti:
memberdayakan sumber air bawah tanah dan menginstal tangki air sehingga air tanah
tersebut siap digunakan, membangun toilet di 10 sekolah yang terkena dampak
tsunami, dan menyelenggarakan pendidikan kesehatan dan sanitasi kepada sekitar
7,500 anak.Pada tahun 2007, kami fokus pada perawatan fasilitas sanitasi yang
telah disediakan di tahun sebelumnya, dan juga merampungkan program Pendidikan
Kejuruan, yaitu:
Pada tahun 2008, Good Neighbors meluaskan daerah proyek ke Jakarta untuk
lebih menjangkau anak-anak dan keluarga yang tinggal di komunitas kurang mampu.
Sejalan dengan itu, Jakarta pun ditetapkan sebagai Kantor Pusat kegiatan
Good Neighbors di Indonesia. Pada tahun yang sama, kami juga membuka satu
daerah proyek baru di Jakarta Utara, yaitu Rawa Badak Selatan, dengan mendukung
300 anak kurang mampu.
Untuk memudahkan kami
dalam menjalankan berbagai program untuk masyarakat, maka dibentuklah
organisasi lokal dengan nama Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI). Hingga kini,
Gugah Nurani Indonesia sudah memiliki 10 buah lokasi binaan -yang dikenal
dengan istilah CDP (community development project) atau proyek
pengembangan masyarakat- di berbagai lokasi di Pulau Jawa dan Sumatera, dan
menyalurkan bantuan kepada lebih dari 4500 anak.
b. Struktur organisasi
c.
Visi dan Misi
Visi
Tidak seorang pun menderita kelaparan.
Tidak
ada korban yang jatuh akibat penyakit yang dapat dicegah ataupun diatasi.
Setiap
orang merasa diterima dan dihormati, tanpa prasangka maupun diskriminasi.
Misi
Kami adalah
organisasi yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dan pemberdayaan
Kami menghormati martabat manusia
Kami
memberikan kontribusi pada pembangunan komunitas global dengan jalan berbagi
dalam kegembiraan sehingga tercapai kehidupan berdampingan yang harmonis
Kami
melakukan pendekatan holistik dalam menyediakan pembangunan berkelanjutan dan bantuan
tanggap darurat, tanpa membedakan ras, kebangsaan, agama, ideplogi, ataupun
kendala geografis
Kami
menggerakan dan mngelola sumber daya yang ada, dan berkomitmen dalam memecahkan
masalah orang-orang yang kurang mampu dan terpinggirkan
Kami
menggunakan sumber daya lokal untuk memaksimalkan efektifitas dan efisiensi
kerja
Kami bekerjasama dengan mitra
Kami bekerja di tempat-tempat yang membutuhkan.
Sumber
: Gugah Nurani Indonesia
5.
DOKUMENTASI
PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL
PAUD ASSYIFA
Dosen Pembimbing :
NAMA
PENYUSUN
SRI
RAHAYU
1001105061
JURUSAN
PENDIDIKAN EKONOMI ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PROF.DR.HAMKA
2012
Langganan:
Postingan (Atom)